Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.
Suku Mentawai merupakan salah satu dari banyaknya suku yang mendiami Indonesia. Suku Mentawai adalah suku asli yang menduduki Kepulauan Mentawai yang terletak di bagian barat Sumatera.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Suku Mentawai merupakan salah satu suku tertua di Indonesia dan sudah mendiami Kepulauan Mentawai sejak 500 SM. Sehingga mereka memiliki tradisi dan kebudayaan yang sangat kuat. Salah satunya adalah mentato badan.
Masyarakat Suku Mentawai telah mentato badannya sejak kedatangan mereka ke pantai barat Sumatera. Proses penatoan akan dilakukan ketika telah menginjak usia remaja, di mana laki-laki dan perempuan biasanya menjalani upacara inisiasi (peralihan masa kanak-kanak ke remaja) oleh sikerei dan kemudian dilanjutkan ke proses pentatoan oleh seorang sipatiti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Jurnal Pengenalan Sejarah Wisata Budaya Tato Mentawai Karya Widia Marta, Tato Mentawai memiliki beragam makna dan fungsi, salah satunya yaitu menentukan kedudukan. Sebab dengan penatoan tertentu pada tubuh dapat mengidentifikasikan batas wilayah kesukuan.
Tato Mentawai memiliki nilai ritual yang menjadi penanda keahlian, kedewasaan, keberanian, dan jabatan yang dianggap sebagai simbol kebanggaan. Kemudian juga sebagai tanda pengenal pribadi misalnya keahlian seseorang dalam berburu yang ditandai dengan tato binatang di tubuhnya.
Tato pada suku Mentawai juga mengkomunikasikan posisi seseorang dalam masyarakat, baik jenis kelamin, usia, dan juga jabatan. Proses pembuatan tato berlangsung selama dua hari. Setelah proses penatoan selesai selanjutnya akan masuk pada proses penyembuhan. Karena biasanya setelah ditato anak tersebut akan terjangkit demam.
Motif tato pada bagian dada hingga perut memiliki bentuk seperti tanda panah. Bagian lengan memiliki bentuk motif seperti duri rotan dan batangnya. Sedangkan di bagian paha mempunyai bentuk motif seperti lantai rumah yang terbuat dari papan.
Untuk proses penatoan sendiri dilakukan dengan cara mencelupkan jarum dari tumbuhan ke dalam tinta, kemudian jarum tersebut akan ditusuk ke bagian tubuh lalu dipukul-pukul menggunakan kayu penato agar warna masuk ke dalam lapisan kulit dan membentuk motif yang diinginkan.
Pembuatan tato ini biasanya dilakukan pada sekujur tubuh mulai dari kaki, jari, dada, leher, hingga pipi. Karena prosesnya pembuatannya yang masih sangat tradisional tidak jarang bagian tubuh yang ditato mengeluarkan tetesan darah.
Nah itu dia informasi selengkapnya tentang tato Mentawai. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan, ya, detikers!
Artikel ini ditulis oleh Vania Dinda Azura, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Indonesia Bagus Banget adalah sebuah program dokumenter yang ditayangkan di NET. Program ini merupakan sekuel dan nama baru dari Indonesia Bagus yang tayang sejak 1 Juni 2013. Program yang menyuguhkan keindahan alam, keseruan, & kehangatan warga dari berbagai daerah di tanah air. Pemirsa akan dipandu oleh Tiphaine Poulon & Ryan Mac yang akan memberikan informasi, hiburan, serta mengajak keluarga Indonesia merasakan pengalaman perjalanan yang mengesankan.[1][2][3][4][5]
Di Kalurahan Kalirejo, terdapat banyak pohon kelapa yang menghasilkan nira. Nira adalah cairan manis yang diperoleh dari bunga kelapa dan merupakan bahan dasar pembuatan gula merah. Pengumpulan nira dilakukan dengan memasang wadah bambu yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk menampung nira yang menetes. Proses pengumpulan ini memerlukan ketelitian dan kesabaran karena setiap pohon hanya dapat menghasilkan nira dalam jumlah terbatas setiap harinya.
Setelah nira terkumpul dalam jumlah yang cukup, nira tersebut dibawa ke dapur-dapur sederhana di desa Kalirejo, yang masih menggunakan tungku kayu bakar. Di sana, nira dituangkan ke dalam wajan besar yang terbuat dari tembaga. Dengan nyala api yang sedang, nira dipanaskan secara perlahan. Sambil menunggu nira mendidih, nira diaduk dengan telaten menggunakan sendok kayu yang panjang.
Selama proses pemasakan ini, nira mengalami perubahan dari cairan bening menjadi larutan kental berwarna keemasan. Proses ini membutuhkan kesabaran karena pemanasan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak gosong. Kesempurnaan gula merah sangat bergantung pada konsistensi adonan saat dimasak.
Setelah nira mencapai kekentalan yang tepat, cetakan yang terbuat dari tempurung kelapa disiapkan. Cetakan ini memberikan bentuk yang khas pada gula merah dan sekaligus menambah aroma kelapa yang harum. Dengan cekatan, adonan nira panas dituangkan ke dalam cetakan-cetakan tersebut.
Proses pencetakan ini tidak hanya soal teknik, tetapi juga soal kepekaan. Waktu pencetakan harus tepat, karena adonan nira cepat mengeras. Setiap cetakan diisi dengan hati-hati agar bentuk gula merah yang dihasilkan menjadi sempurna dan merata.
Setelah gula merah dalam cetakan mendingin dan mengeras, gula tersebut dilepas dengan lembut. Gula merah yang dihasilkan berbentuk bulat pipih dengan warna coklat kemerahan. Aroma manis yang khas langsung memenuhi udara, menandakan keberhasilan proses panjang yang baru saja selesai.
Gula merah tersebut kemudian disimpan di tempat yang sejuk dan kering, siap untuk dijual di pasar desa atau dinikmati oleh keluarga.
"Gula merah yang bagus tergantung pada kualitas air nira; jika air nira kurang bagus, rasa gula merah akan sedikit asam. Gula merah ini dikirim ke Purworejo dan dibanderol dengan harga Rp23.000 per kilogram," ucap seorang warga pembuat gula merah.
Belanja di App banyak untungnya: